SELAMAT DATANG DI WEBSITE TRIO PANJI YANUARSYAH. SELAMAT MEMBACA
PANJI YANUARSYAH: ILMU BUDAYA DASAR V-CLASS 1

27 Oktober 2019

ILMU BUDAYA DASAR V-CLASS 1

NAMA  : TRIO PANJI YANUARSYAH
KELAS : 1PA25
PNM     : 17519083


BAB I


IBD SEBAGAI SALAH SATU MKDU


1.1 PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

1.2 TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

  • Ilmu budaya dasar bertujuan untuk mengenal dirinya sendiri lebih dalam maupun orang lain yang ia kenal luarnya saja
  • Mengenal perilaku diri sendiri maupun perilaku orang lain
  • Untuk pergaulan hidup dimasyarakat luas
  • Tidak terjerumus ke sifat-sifat kedaerahan dan sifat-sifat kekotaan
  • Peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta prilaku dan ketentuan manusia yang diciptakannya.

1.3 RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
  • Hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya.
  • Hubungan manusia dengan kebudayaan.
  • Hubungan manusia dengan unsur-unsur kemanusiaan seperti cinta kasih, keindahan, keadilan, penderitaan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.




BAB II


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


2.1 PENGERTIAN MANUSIA

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensi nya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.

2.2 PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Dia tidak bisa hidup sendirian dan bergantung kepada orang lain.

2.3 PEGERTIAN KEBUDAYAAN

Pengertian kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengeptahuan, keyakinan,seni,susila,hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan


2.4 UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN

1. menurut Melville herskovits 
  • Alat alat tepknlogi
  •  Sistem ekonomi
  • Keluarga
  •  Kekayaan politik


2. menurut B. Malinwski 
  • Sistem norma
  • Organisasi epkonomi
  • Alat alat atau lembaga petugas pendidikan
  • Organisasi kekuatan



3. Menurut Kluckhohn, tujuh unsur budaya disebut cultural universals 
  • Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, tempat tinggal, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, alat berburu, dan sebagainya.)
  • Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb)
  • Sistem kemasyarakatan (Sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan, dsb).
  • Bahasa (lisan dan tulisan).
  • Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
  • Sistem pengetahuan
  • Religi atau sistem kepercayaan


2.5 WUJUD KEBUDAYAAN 


Wujud Kebudayaan Menurut J.J. Hoenigman

Menurut J.J. Hoenigman, terdapat 3 wujud-wujud kebudayaan, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak. Berikut merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman selengkapnya.

1. Gagasan (Ide)

Wujud kebudayaan yang pertama adalah gagasan atau wujud ideal, yang bersifat abstrak. Sifatnya tidak bisa diraba, direkam, atau dilihat. Gagasan hanya ada dalam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut.
Contoh wujud kebudayaan gagasan misalnya adalah norma, adat istiadat, agama, atau hukum yang berlaku di suatu daerah.

2. Aktivitas (Tindakan)

Berikutnya ada aktivitas atau tindakan yang juga termasuk dalam wujud budaya. Sifatnya adalah konkret, dapat dilihat atau direkam. Maksudnya adalah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat, yang saling berinteraksi dan berhubungan secara berkelanjutan dengan sesamanya.
Contoh wujud kebudayaan aktivitas misalnya adalah acara perkawinan, upacara adat, ritual keagamaan, proses pemilihan pemimpin, dan sebagainya.

3. Artefak (Karya)

Wujud kebudayaan yang terakhir menurut J.J. Hoenigman adalah artefak atau karya. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.


Wujud Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, terdapat 4 wujud-wujud kebudayaan, yakni nilai-nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Berikut merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat selengkapnya.

1. Nilai-Nilai Budaya
Wujud kebudayaan yang pertama menurut Koentjaraningrat adalah nilai-nilai budaya. Hal ini merujuk pada pusat dari semua unsur budaya lainnya, dimana nilai-nilai kebudayaan menjadi gagasan yang telah dipelajari oleh masyarakat sejak dini.

2. Sistem Budaya
Wujud budaya berikutnya adalah sistem budaya itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, serta berpola dan berdasarkan pada sistem-sistem tertentu.

3. Sistem Sosial
Selanjutnya ada sistem sosial, yang menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat konkret. Hal ini berarti budaya dapat diabadikan berupa pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.

4. Kebudayaan Fisik
Wujud kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan jenis wujud terbesar dan bersifat konkret. Contoh nyata adalah bangunan-bangunan yang mengandung corak budaya yang ada bentuk fisiknya.
Nah itulah wujud-wujud budaya dan penjelasannya, baik menurut teori J.J. Hoenigman, serta menurut teori Koentjaraningrat. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan sekalian.


2.6  ORIENTASI NILAI BUDAYA


Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi

1.      Masalah mengenai hakikat dari hidup manusia (HK).



A. Hidup itu buruk.

Hidup itu ditanggapi oleh manusia sebagai hal yang buruk jika manusia tersebut mengalami kesulitan atau kegagalan dalam hidupnya dan berpendapat bahwa hidup itu negatif.

Sebagai contoh, di Amerika terdapat suku Indian yang memiliki paham bahwa setiap bayi yang lahir itu adalah suatu kesialan. Dan jika ada orang yang mati, itu merupakan suatu hal yang menggembirakan. Hal tersebut terjadi karena mereka berpendapat bahwa bayi yang lahir tersebut nantinya hanya akan mendapat kesulitan dan kesengsaraan dalam menjalani hidup di dunia. Mereka juga berpendapat bahwa yang mati akan bahagia hidup di alam sana karena telah terbebas dari masalah – masalah dalam hidup. Sehingga ketika ada bayi lahir, mereka menyambutnya seperti pemakaman. Sedangkan ketika ada kematian, mereka merayakannya seperti pesta.



B. Hidup itu baik.
Hidup itu sebagai suatu hal yang baik jika kita beranggapan bahwa hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan merupakan hal yang berdampak positif.

Sebagai contoh, seorang yang sukses di dunia pasti beranggapan bahwa hidup di dunia merupakan anugerah dari Tuhan karena bisa menikmati hidup serta sukses di dunia.

C. Hidup itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Sebagai contoh, seorang yang kurang mampu dan serba kekurangan, pasti akan beranggapan bahwa hidup itu buruk karena banyak mengalami kesulitan. Namun, orang yang memiliki agama pasti beranggapan bahwa hidup memang buruk tetapi akan menjadi lebih baik apabila kita berikhtiar. Sehingga, untuk mencapai suatu hidup yang lebih baik tersebut, manusia perlu berikhtiar untuk mencapai kesuksesan dan kemudahan dalam hidup.

2.      Masalah mengenai hakikat dari karya manusia (MK).

A. Karya itu nafkah hidup.
Sebagai contoh, seorang pencipta lagu yang membuat berbagai lagu untuk penyanyi lain. Orang lain pasti beranggapan bahwa karya hasil ciptaannya yang berupa lagu untuk penyanyi baru tersebut adalah hal yang membuat penyanyi tersebut tenar. Namun, sebenarnya di sisi lain seorang pencipta lagu beranggapan bahwa karyanya itu dibuat untuk orang lain agar mendapat royalti atau pendapatan dari penyanyi baru tersebut. Jadi, sebuah karya diciptakan untuk menafkahi hidup sang pembuat karya tersebut.

B. Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dsb.
Sebagai contoh, Bill Gates membuat sebuah karya berupa Operating System yang diproduksi oleh perusahaannya yaitu Microsoft. Ia membuat karya tersebut awalnya bukan karena ingin menjadi orang yang nantinya kaya raya. Namun, ia membuat karya tersebut agar mendapat penghargaan dan kehormatan atas karyanya yang mampu memperlancar segala kegiatan IT dan memotivasi orang lain untuk berkarya kreatif seperti dirinya, sehingga ia mampu menjadi Presiden Microsoft. Jadi, karya itu dianggap sebagai alat untuk mendapat kehormatan atau kedudukan yang lebih tinggi.

C. Karya itu untuk menambah karya.
Sebagai contoh, seorang penyair atau pembuat puisi membuat puisi tersebut selain untuk berkarya, juga untuk menambah karya – karyanya yang dulu sudah ada agar bertambah banyak dan menjadi terkenal karena puisinya yang banyak.


3.      Masalah mengenai hakikat dari kehidupan manusia dalam ruang waktu (MW).

A. Orientasi ke masa kini.
Sebagai contoh, orang – orang kaya yang tingkat konsumsinya tinggi hanya berpikir untuk masa kini. Mereka membeli sesuatu hanya untuk digunakan atau hura – hura di masa sekarang. Mereka tidak berpikir untuk kedepannya dan apakah kekayaan mereka bisa untuk mencukupi kebutuhannya di masa yang akan datang. Biasanya orang yang berpikir seperti itu selalu kesusahan di masa mendatang.

B. Orientasi ke masa lalu.
Sebagai contoh, orang – orang yang sudah tua dan selalu berpikir dengan cara yang dulu. Mereka selau mengingat masa lalu mereka dan tidak melihat ke depan. Jika dihadapi dengan persoalan mengenai masa kini atau masa depan, mereka selalu kesulitan. Biasanya orang yang berpikir seperti ini memiliki sifat keras kepala.

C. Orientasi ke masa depan.
Sebagai contoh, orang – orang yang sukses selalu berpikir untuk masa depan hidup mereka. Namun, mereka juga belajar dari masa lalu mereka untuk mendapatkan kemudahan di masa depannya. Biasanya orang yang berpikir seperti ini selalu merencanakan segala sesuatunya dengan baik dan teratur. Orang – orang yang seperti ini selalu mendapat kesuksesan di masa yang akan datang walaupun dalam prosesnya sering mendapat kesusahan.


4.      Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (MA).

A. Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat.
Sebagai contoh, BBM yang merupakan bahan bakar minyak. Manusia di dunia sebagian besar menggunakan kendaraan yang berbahan bakar BBM. Jika alam tidak menyediakan bahan untuk membuat BBM, maka manusia akan kesulitan dan akhirnya tak berdaya karena kehendak alam.

B. Manusia menjaga keselarasan dengan alam.
Sebagai contoh, penghargaan Adipura atau Kalpataru merupakan contoh usaha manusia untuk menjaga keselarasan dengan alam melalui penghargaan bagi daerah yang bisa menjaga alam agar tetap bersih dan sehat.

C. Manusia berusaha menguasai alam.
Sebagai contoh, para penebang hutan liar di Kalimantan berusaha memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari kegiatan ilegal mereka tersebut seperti terjadinya bencana alam.


5.      Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM).

A. Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong royong).
Manusia sejak lahir memiliki rasa untuk ingin hidup bersama dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Maka dari itu, manusia sangat bergantung pada manusia yang lain sehingga saling membantu antara satu dengan yang lain.
Contohnya adalah bertetangga. Dalam bertetangga kita pasti menjalin hubungan untuk saling membantu atau gotong royong. Suatu keluarga tanpa adanya tetangga dalam daerahnya, maka akan kesulitan dalam menjalani hidup. Jadi, manusia itu sejak lahir memiliki rasa ketergantungan terhadap sesamanya.

B. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh – tokoh atasan dan berpangkat.
Seseorang dalam hidup pasti membutuhkan orang atau tokoh atasannya untuk membantunya dalam mengatasi permasalah hidup.
Sebagai contoh, seorang siswa SMA tidak akan bisa lulus Ujian Nasional tanpa adanya bantuan bimbingan dari tokoh atasannya yaitu gurunya. Jika guru tersebut tidak memberikan bimbingan kepadanya, maka murid tersebut akan kesulitan dalam menghadapi Ujian Nasional dan akhirnya tidak lulus. Jadi, manusia selain tergantung pada sesamanya yang sederajat, juga tergantung pada manusia yang lebih tinggi derajatnya.

C. Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri.
Sebagai contoh, seorang pebulutangkis yang bermain tunggal akan menganggap bahwa kemenangan dia merupakan hasil jerih payahnya yang membuktikan dirinya lebih bagus dari pebulutangkis yang lain. Dia menganggap bahwa dirinya tak perlu bantuan orang lain untuk bermain ganda agar menang. Sikap ini sering kali menimbulkan rasa sombong yang akhirnya membuat orang lain tidak suka terhadap sikapnya tersebut.


2.7  PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan akan berjalan secara terus-menerus bergantung pada dinamika masyarakat. Selama hidupnya, setiap manusia (masyarakat dalam arti luas) pasti mengalami perubahan-perubahan. Apabila misalnya dihubungan dengan definisi kebudayaan yang dipaparkan oleh Taylor seperti yang sudah saya posting sebelumnya, dimana kebudayaan adalah suatu kompleks yang meliputi unsur-unsur seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan itu bisa terjadi melalui unsur-unsur kebudayaan tersebut baik untuk individu atau masyarakat, baik terjadi secara lambat atau cepat.


2.8  KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dimana manusia memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dari banyak segi. Sedangkan kebudayaan lebih dekat kepada karya seni adat istiadat yang tumbuh dari suatu kumpulan masyarakat.

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan oleh manusia. Menurut saya jika dilihat dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain, seperti masyarakat yaitu orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan tidak ada masyarakat yang tidak memilikikebudayaan dan begitu pun sebalik nya. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Contohnya seperti masyarakat dari desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang di lakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya, mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan contoh.

Lantas seperti apakah akibat yang akan terjadi jika masyarakat dari desa selalu mengikuti kebudayaan yang ada di kota? akibatnya tidak sedikit dari masyarakat desa justru menirukan hal-hal buruk saja, hal ini selalu terjadi karna faktor cara berfikir masyarakat cendrung menirukan, hal ini lah yang terkadang dapat menimbulkan konflik pada masyarakat luas karena adanya perbedaan pandangan kebudayaan. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju perbedaan pandangan tentang kebudayaan ini mulai surut. Hal ini di sebabkan karena mereka ingin budaya yang mereka miliki dapat di satukan nantinya.

Memang hubungan manusia dan kebudayaan itu sangat sulit untuk dilepaskan karena fungsi kebudayaan dan manusia itu sangat diperlukan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam mewujudkan tingkah lakunya.











Sumber Referensi  :



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ILMU BUDAYA DASAR V-CLASS 2