NAMA : TRIO PANJI YANUARSYAH
KELAS : 1PA25
PNM : 17519083
BAB I
IBD
SEBAGAI SALAH SATU MKDU
1.1 PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
1.2 TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
- Ilmu budaya dasar bertujuan untuk mengenal dirinya sendiri lebih dalam maupun orang lain yang ia kenal luarnya saja
- Mengenal perilaku diri sendiri maupun perilaku orang lain
- Untuk pergaulan hidup dimasyarakat luas
- Tidak terjerumus ke sifat-sifat kedaerahan dan sifat-sifat kekotaan
- Peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta prilaku dan ketentuan manusia yang diciptakannya.
1.3 RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
- Hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya.
- Hubungan manusia dengan kebudayaan.
- Hubungan manusia dengan unsur-unsur kemanusiaan seperti cinta kasih, keindahan, keadilan, penderitaan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
BAB II
Nah itulah wujud-wujud budaya dan penjelasannya, baik menurut teori J.J. Hoenigman, serta menurut teori Koentjaraningrat. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan sekalian.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.1 PENGERTIAN MANUSIA
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan
tuhan dengan segala fungsi dan potensi nya yang tunduk kepada aturan hukum
alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,perkembangan, mati, dan seterusnya,
serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik positif maupun negatif.
2.2 PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain. Dia tidak bisa hidup sendirian dan bergantung kepada
orang lain.
2.3 PEGERTIAN KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan secara umum adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengeptahuan, keyakinan,seni,susila,hukum adat serta
setiap kecakapan, dan kebiasaan
2.4 UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN
1. menurut Melville herskovits
- Alat alat tepknlogi
- Sistem ekonomi
- Keluarga
- Kekayaan politik
2. menurut B. Malinwski
- Sistem norma
- Organisasi epkonomi
- Alat alat atau lembaga petugas pendidikan
- Organisasi kekuatan
3. Menurut
Kluckhohn, tujuh unsur budaya disebut cultural universals
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, tempat tinggal, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, alat berburu, dan sebagainya.)
- Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb)
- Sistem kemasyarakatan (Sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan, dsb).
- Bahasa (lisan dan tulisan).
- Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
- Sistem pengetahuan
- Religi atau sistem kepercayaan
2.5 WUJUD KEBUDAYAAN
Wujud Kebudayaan Menurut J.J. Hoenigman
Menurut J.J. Hoenigman, terdapat 3
wujud-wujud kebudayaan, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak. Berikut
merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman selengkapnya.
1. Gagasan (Ide)
Wujud kebudayaan yang pertama adalah
gagasan atau wujud ideal, yang bersifat abstrak. Sifatnya tidak bisa diraba,
direkam, atau dilihat. Gagasan hanya ada dalam pikiran individu penganut
kebudayaan tersebut.
Contoh wujud kebudayaan gagasan misalnya
adalah norma, adat istiadat, agama, atau hukum yang berlaku di suatu daerah.
2. Aktivitas (Tindakan)
Berikutnya ada aktivitas atau tindakan yang
juga termasuk dalam wujud budaya. Sifatnya adalah konkret, dapat dilihat atau
direkam. Maksudnya adalah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari
individu dalam suatu masyarakat, yang saling berinteraksi dan berhubungan
secara berkelanjutan dengan sesamanya.
Contoh wujud kebudayaan aktivitas misalnya
adalah acara perkawinan, upacara adat, ritual keagamaan, proses pemilihan
pemimpin, dan sebagainya.
3. Artefak (Karya)
Wujud kebudayaan yang terakhir menurut J.J.
Hoenigman adalah artefak atau karya. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Wujud Kebudayaan Menurut
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, terdapat 4
wujud-wujud kebudayaan, yakni nilai-nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial,
dan kebudayaan fisik. Berikut merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut
Koentjaraningrat selengkapnya.
1. Nilai-Nilai Budaya
Wujud kebudayaan yang pertama menurut
Koentjaraningrat adalah nilai-nilai budaya. Hal ini merujuk pada pusat dari
semua unsur budaya lainnya, dimana nilai-nilai kebudayaan menjadi gagasan yang
telah dipelajari oleh masyarakat sejak dini.
2. Sistem Budaya
Wujud budaya berikutnya adalah sistem
budaya itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat abstrak
sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, serta berpola dan berdasarkan pada
sistem-sistem tertentu.
3. Sistem Sosial
Selanjutnya ada sistem sosial, yang
menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat konkret. Hal ini berarti budaya dapat
diabadikan berupa pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud
tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.
4. Kebudayaan Fisik
Wujud
kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan
jenis wujud terbesar dan bersifat konkret. Contoh nyata adalah
bangunan-bangunan yang mengandung corak budaya yang ada bentuk fisiknya.Nah itulah wujud-wujud budaya dan penjelasannya, baik menurut teori J.J. Hoenigman, serta menurut teori Koentjaraningrat. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan sekalian.
2.6 ORIENTASI NILAI BUDAYA
Skema
Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
1. Masalah
mengenai hakikat dari hidup manusia (HK).
A. Hidup itu buruk.
Hidup itu ditanggapi oleh manusia sebagai hal yang buruk
jika manusia tersebut mengalami kesulitan atau kegagalan dalam hidupnya dan
berpendapat bahwa hidup itu negatif.
Sebagai contoh, di Amerika terdapat suku Indian yang
memiliki paham bahwa setiap bayi yang lahir itu adalah suatu kesialan. Dan jika
ada orang yang mati, itu merupakan suatu hal yang menggembirakan. Hal tersebut
terjadi karena mereka berpendapat bahwa bayi yang lahir tersebut nantinya hanya
akan mendapat kesulitan dan kesengsaraan dalam menjalani hidup di dunia. Mereka
juga berpendapat bahwa yang mati akan bahagia hidup di alam sana karena telah
terbebas dari masalah – masalah dalam hidup. Sehingga ketika ada bayi lahir,
mereka menyambutnya seperti pemakaman. Sedangkan ketika ada kematian, mereka
merayakannya seperti pesta.
B. Hidup itu baik.
Hidup itu sebagai suatu hal yang baik jika kita beranggapan
bahwa hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan merupakan hal yang
berdampak positif.
Sebagai contoh, seorang yang sukses di dunia pasti
beranggapan bahwa hidup di dunia merupakan anugerah dari Tuhan karena bisa
menikmati hidup serta sukses di dunia.
C. Hidup itu buruk
tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Sebagai contoh, seorang yang kurang mampu dan serba
kekurangan, pasti akan beranggapan bahwa hidup itu buruk karena banyak
mengalami kesulitan. Namun, orang yang memiliki agama pasti beranggapan bahwa
hidup memang buruk tetapi akan menjadi lebih baik apabila kita berikhtiar.
Sehingga, untuk mencapai suatu hidup yang lebih baik tersebut, manusia perlu
berikhtiar untuk mencapai kesuksesan dan kemudahan dalam hidup.
2. Masalah
mengenai hakikat dari karya manusia (MK).
A. Karya itu nafkah
hidup.
Sebagai contoh, seorang pencipta lagu yang membuat berbagai
lagu untuk penyanyi lain. Orang lain pasti beranggapan bahwa karya hasil
ciptaannya yang berupa lagu untuk penyanyi baru tersebut adalah hal yang
membuat penyanyi tersebut tenar. Namun, sebenarnya di sisi lain seorang
pencipta lagu beranggapan bahwa karyanya itu dibuat untuk orang lain agar
mendapat royalti atau pendapatan dari penyanyi baru tersebut. Jadi, sebuah karya
diciptakan untuk menafkahi hidup sang pembuat karya tersebut.
B. Karya itu untuk
kedudukan, kehormatan, dsb.
Sebagai contoh, Bill Gates membuat sebuah karya berupa
Operating System yang diproduksi oleh perusahaannya yaitu Microsoft. Ia membuat
karya tersebut awalnya bukan karena ingin menjadi orang yang nantinya kaya
raya. Namun, ia membuat karya tersebut agar mendapat penghargaan dan kehormatan
atas karyanya yang mampu memperlancar segala kegiatan IT dan memotivasi orang
lain untuk berkarya kreatif seperti dirinya, sehingga ia mampu menjadi Presiden
Microsoft. Jadi, karya itu dianggap sebagai alat untuk mendapat kehormatan atau
kedudukan yang lebih tinggi.
C. Karya itu untuk
menambah karya.
Sebagai contoh, seorang penyair atau pembuat puisi membuat
puisi tersebut selain untuk berkarya, juga untuk menambah karya – karyanya yang
dulu sudah ada agar bertambah banyak dan menjadi terkenal karena puisinya yang
banyak.
3. Masalah
mengenai hakikat dari kehidupan manusia dalam ruang waktu (MW).
A. Orientasi ke masa
kini.
Sebagai contoh, orang – orang kaya yang tingkat konsumsinya
tinggi hanya berpikir untuk masa kini. Mereka membeli sesuatu hanya untuk
digunakan atau hura – hura di masa sekarang. Mereka tidak berpikir untuk
kedepannya dan apakah kekayaan mereka bisa untuk mencukupi kebutuhannya di masa
yang akan datang. Biasanya orang yang berpikir seperti itu selalu kesusahan di
masa mendatang.
B. Orientasi ke masa
lalu.
Sebagai contoh, orang – orang yang sudah tua dan selalu
berpikir dengan cara yang dulu. Mereka selau mengingat masa lalu mereka dan
tidak melihat ke depan. Jika dihadapi dengan persoalan mengenai masa kini atau
masa depan, mereka selalu kesulitan. Biasanya orang yang berpikir seperti ini
memiliki sifat keras kepala.
C. Orientasi ke
masa depan.
Sebagai contoh, orang – orang yang sukses selalu berpikir
untuk masa depan hidup mereka. Namun, mereka juga belajar dari masa lalu mereka
untuk mendapatkan kemudahan di masa depannya. Biasanya orang yang berpikir
seperti ini selalu merencanakan segala sesuatunya dengan baik dan teratur.
Orang – orang yang seperti ini selalu mendapat kesuksesan di masa yang akan
datang walaupun dalam prosesnya sering mendapat kesusahan.
4. Masalah
mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (MA).
A. Manusia tunduk kepada
alam yang dahsyat.
Sebagai contoh, BBM yang merupakan bahan bakar minyak.
Manusia di dunia sebagian besar menggunakan kendaraan yang berbahan bakar BBM.
Jika alam tidak menyediakan bahan untuk membuat BBM, maka manusia akan
kesulitan dan akhirnya tak berdaya karena kehendak alam.
B. Manusia menjaga
keselarasan dengan alam.
Sebagai contoh, penghargaan Adipura atau Kalpataru merupakan
contoh usaha manusia untuk menjaga keselarasan dengan alam melalui penghargaan
bagi daerah yang bisa menjaga alam agar tetap bersih dan sehat.
C. Manusia berusaha
menguasai alam.
Sebagai contoh, para penebang hutan liar di Kalimantan
berusaha memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak
memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari kegiatan ilegal mereka tersebut
seperti terjadinya bencana alam.
5. Masalah
mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM).
A. Orientasi kolateral (horizontal), rasa
ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong royong).
Manusia sejak lahir memiliki rasa untuk ingin hidup bersama
dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang
lain. Maka dari itu, manusia sangat bergantung pada manusia yang lain sehingga
saling membantu antara satu dengan yang lain.
Contohnya adalah bertetangga. Dalam bertetangga kita pasti
menjalin hubungan untuk saling membantu atau gotong royong. Suatu keluarga
tanpa adanya tetangga dalam daerahnya, maka akan kesulitan dalam menjalani
hidup. Jadi, manusia itu sejak lahir memiliki rasa ketergantungan terhadap
sesamanya.
B. Orientasi vertikal,
rasa ketergantungan kepada tokoh – tokoh atasan dan berpangkat.
Seseorang dalam hidup pasti membutuhkan orang atau tokoh
atasannya untuk membantunya dalam mengatasi permasalah hidup.
Sebagai contoh, seorang siswa SMA tidak akan bisa lulus
Ujian Nasional tanpa adanya bantuan bimbingan dari tokoh atasannya yaitu
gurunya. Jika guru tersebut tidak memberikan bimbingan kepadanya, maka murid
tersebut akan kesulitan dalam menghadapi Ujian Nasional dan akhirnya tidak
lulus. Jadi, manusia selain tergantung pada sesamanya yang sederajat, juga
tergantung pada manusia yang lebih tinggi derajatnya.
C. Individualisme
menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri.
Sebagai contoh, seorang pebulutangkis yang bermain tunggal
akan menganggap bahwa kemenangan dia merupakan hasil jerih payahnya yang
membuktikan dirinya lebih bagus dari pebulutangkis yang lain. Dia menganggap
bahwa dirinya tak perlu bantuan orang lain untuk bermain ganda agar menang.
Sikap ini sering kali menimbulkan rasa sombong yang akhirnya membuat orang lain
tidak suka terhadap sikapnya tersebut.
2.7 PERUBAHAN KEBUDAYAAN
2.8 KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
terkait satu sama lain. Dimana manusia memegang peranan yang unik dan dapat di
pandang dari banyak segi. Sedangkan kebudayaan lebih dekat kepada karya seni
adat istiadat yang tumbuh dari suatu kumpulan masyarakat.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang di
laksanakan oleh manusia. Menurut saya jika dilihat dari sisi lain, hubungan
antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dengan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain, seperti masyarakat yaitu orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan tidak ada masyarakat yang tidak memilikikebudayaan dan
begitu pun sebalik nya. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Contohnya
seperti masyarakat dari desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang
di lakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya,
mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan
contoh.
Lantas seperti apakah akibat yang akan terjadi jika
masyarakat dari desa selalu mengikuti kebudayaan yang ada di kota? akibatnya
tidak sedikit dari masyarakat desa justru menirukan hal-hal buruk saja, hal ini
selalu terjadi karna faktor cara berfikir masyarakat cendrung
menirukan, hal ini lah yang terkadang dapat menimbulkan konflik pada
masyarakat luas karena adanya perbedaan pandangan kebudayaan. Akan tetapi,
seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju perbedaan pandangan tentang
kebudayaan ini mulai surut. Hal ini di sebabkan karena mereka ingin budaya yang
mereka miliki dapat di satukan nantinya.
Sumber Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar